Sementara itu, Bupati Simalungun Anton Achmad Saragih menekankan pentingnya menjaga dan menghidupkan budaya di tengah dinamika pembangunan. Anton mengingatkan, momen kebersamaan adalah pengingat nilai persatuan dan jati diri budaya harus terus dijaga lintas generasi.
“Budaya yang kuat akan melahirkan karakter masyarakat yang kuat,” ujar Anton.
Ia menambahkan, kearifan lokal memiliki peran penting untuk menciptakan harmoni serta memperkaya identitas masyarakat Simalungun. Anton menjelaskan Pemerintah Kabupaten (Penkab) Simalungun terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pembangunan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, termasuk memperkuat potensi budaya sebagai fondasi peradaban daerah. Ia menegaskan, keberhasilan pembangunan tidak mungkin tercapai tanpa dukungan seluruh masyarakat.
“Mari keluarga besar Damanik melangkah bersama, dengan semangat baru dan keberanian menghadapi perubahan untuk memajukan daerah,” ajaknya.
Ketua Umum Tuppuan Damanik Boru Panogolan (TBDP) Indonesia Irjen Pol (Purn) Drs. Maruli Wagner Damanik memberikan apresiasi atas antusiasme dan kekompakan keluarga besar Damanik. Ia menyebut kehadiran generasi muda sebagai kekuatan besar bagi organisasi, karena mereka paling mampu membaca perkembangan zaman dan membawa tuppuan semakin maju.
Menurutnya, TDBP tidak hanya fokus pada pelestarian budaya, tetapi juga aktif dalam kegiatan sosial agar memberi manfaat luas bagi masyarakat Damanik.
Senada dengan itu, Ketua TDBP Siantar–Simalungun Satben Rico Damanik, menjelaskan rangkaian acara Harungguan Bolon, Patappei Sihilap, dan Marsombuh Sihol merupakan momen penting untuk menyatukan keturunan Damanik dari berbagai daerah. Filosofi Marsombuh Sihol, yang berarti “melepas rindu”, menjadi inti kegiatan untuk mempererat hubungan keluarga yang terpisah oleh jarak dan kesibukan.
Ia menegaskan, marga Damanik dikenal sebagai Sipukkah Huta, sehingga acara tersebut juga menjadi upaya menjaga marwah dan budaya Simalungun. Ia turut menyinggung keberadaan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik sebagai simbol persatuan sekaligus pengingat pentingnya menyatukan ide dan langkah generasi penerus.
“Patappei Sihilap bukan hanya nostalgia, melainkan komitmen untuk merawat identitas dan memperkuat fondasi sosial budaya yang telah diwariskan ratusan tahun lalu,” tandasnya.
Turut hadir, Ketua DPRD Kota Pematangsiantar Timbul Marganda Lingga S.H., Dandenpom I/1 Pematangsiantar Letkol CPM Haru Prabowo, DanBrigif TP 36/Harajaon Marpitu, mewakili Kapolres Pematangsiantar, dan organisasi masyarakat Simalungun. (ems/ikhsan)






