PenaTerkini.co.id, Jakarta | Menghantarkan siswa yang dianggap nakal ke barak militer dengan tujuan merubah perilaku pada anak nakal serta agar anak tersebut menjadi displin dan terarah perilakunya hingga kini menjadi pembahasan hangat di berbagai kalangan. Namun banyak kalangan menganggap kebijakan tersebut kurang tepat dan harus dilakukan kajian serta pendalaman.
“Menurut saya, sepertinya kurang tepat anak atau siswa masuk ke barak militer, dimana barak militer itu adalah tempat dimana orang yang dipersiapkan untuk menjadi prajurit maupun taruna sesuai dengan sistem pendidikan militer, bukan tempat membina anak-anak,” ujar Prof. Dr. H. Sumaryoto, Senin (26/05/2025).
Prof. H. Sumaryoto mengatakan, anak-anak nakal bila dimasukan ke barak militer tidak menjamin adanya perubahan prilaku setelah mengikuti atau menjalani. Namun yang lebih dibutuhkan oleh anak adalah pendekatan secara psikologi,” ungkapnya.
Dikatakannya, tujuan dari merubah prilaku anak-anak yang dianggap nakal agar menjadi baik adalah tujuan yang sangat bagus, hanya saja tempat atau lingkungan dilakukannya pembinaan bagi anak-anak tersebut, kurang tepat. Dimana diketahui bahwa barak militer sebagai tempat membina anak-anak nakal, adalah tempat dimana membina para prajurit-prajurit maupun taruna militer sesuai pendidikannya.
“Niat untuk membina anak-anak yang dianggap nakal untuk menjadi baik itu sangat bagus, tetapi harus dilakukan ditempat yang dianggap tepat, dan sesuai bagi anak-anak tersebut, bukan di barak,” ucap Rektor Unindra.
Lanjutnya lagi, penyebab anak-anak nakal yang paling utama harus diketahui, sementara di sekolah ada guru dan guru di bidang bimbingan konseling (BK), dan di luar dari sekolah ada orang tua. Dengan demikian, pendekatan serta bimbingan terhadap anak harus sejalan. Karena kenakalan anak ini dengan berbagai penyebabnya, inilah yang harus diatasi.