PenaTerkini, Jakarta – Universitas Indra Prasta PGRI (Unindra) untuk Tahun 2023 meluluskan mahasiswa Sarjana dan Pascasarjana sebanyak 7.500 orang lulusan dari 4 fakultas diantaranya Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial, Fakultas Teknik Matematika dan IPA, Fakultas Bahasa dan Seni dan Pascasarjana dengan 16 Program Studi (Prodi) diantaranyan 3(tiga) di FIPPS, 5(lima) di FTMIPA,, 3 (tiga) di FBS dan selebihnya ada di Pascasarjana.
Hal tersebut di katakan Rektor Unindra, Prof. Dr. H. Sumaryoto saat di temui wartawan di ruang kerjanya di Jalan Nangka No.1 Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2023) kemarin.
Rektor Unindra menuturkan, bahwa lulsan sebanyak 7.500 orang dari 6 (enam) kali prosesi digelarnya kegiatan wisuda untuk tahun 2023. Mengingat sejak pasca pandemi Covid-19 seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Unindra masih terbatas khususnya dalam pelaksanaan prosesi wisuda.
“Kami, dalam melakukan kegiatan wisuda para lulusan pasca covid-19 memiliki perbedaan, yang mana dalam kegiatan tersebut sangat terbatas,”ungkapnya.
Lebih lanjut Prof Dr. H. Sumaryoto mengatakan, cara pembelajaran di Unindra saat ini dengan model Hybrid kombinasi dari luring (luar jaringan) dan daring (melalui online) tergantung pada meteri pembelajaran. Kalau sifatnya lebih ke kuantitatif lebih banyak ke pembelajaran melalui luring walaupun itu tidak 100 persen tetap ada pembelajaran melalui daringnya.
“Secara pribadi saya menyetujui bahwa mahasiswa itu tidak saja diharuskan untuk belajar didalam ruangan atau pertemuan tatap muka saja, akan tetapi perlu dilakukan pembelajaran di luar, sehingga mahasiswa itu lebih mengenal dan memahami lingkungan sekitarnya bahkan menambah keterampilan dan kemahiran.” ucap Prof Sumaryoto.
Saat di tanya tentang program dari Merdeka Belajar, Rektor Unindra ini menuturkan bahwa setuju saja program tersebut di lanjutkan sepanjang masih tetap memberikan yang dianggap baik oleh dunia pendidikan khususnya kepada mahasiswa. Namun yang perlu dibenahi adalah sistem kurikulum yang selalu berganti-ganti setiap saat, agar tidak dilakukan lagi.
Oleh karenanya, ujar H. Sumaryoto mengharapkan agar pemerintah punya aturan yang jelas yang bisa memberlakukan sistem yang baku jangka panjang sehingga peraturan tersebut flexibel. Karena permasalahannya ada pada kurikulum, ini yang memberatkan para guru maupun para dosen. Sebab Merdeka Berlajar itu harus dalam kerangka specialissi yang sejalan dengan program sehingga tidak menjadi sulit dan menjadi masalah.
“Kedepannya, Pemerintah harus lebih memikirkan tentang kurikukulum yang saat ini tidak memiliki pedoman didalam kerangka specialis. Dimana hal ini menjadi problem bagi guru maupun dosen. Oleh karenanya pemerintah harus memikirkan kembali dan menetapkan kembali kurikulum dengan jangka panjang. Keadaan ini hanya untuk dibenahi saja, yang sudah baik tetap untuk dilanjutkan”pungkasnya.
Untuk sekedar untuk diketahui bahwa Unindra merupakan perguruan tinggi yang memberikan kemudahan bagi seluruh masyarakat untuk melanjutkan pendidikan. Dengan biaya kuliah yang sangat relatif murah,sehingga menjadi universitas favorit yang setiap tahunnya pada masa PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru), di”serbu” oleh masyarakat yang hendak melanjutkan pendidikan. Jumlah mahasiswa di Unindra saat ini berjumlah kurang lebih 40 ribu mahasiswanya.
(ES)