PenaTerkini.co.id, Jakarta – Institut Teknologi PLN (ITPLN) resmi membuka Program Studi Sarjana (S1) Sains Data atau Data Science. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kebutuhan industri yang kian bergantung pada pengolahan data berskala besar, mulai dari sektor keuangan digital, kesehatan, manufaktur, hingga e-commerce.
Rektor ITPLN, Prof Iwa Garniwa, mengatakan program ini dirancang untuk menjawab tantangan era digital yang menjadikan data sebagai aset strategis.
“Data bukan lagi pelengkap, tapi tulang punggung kemajuan di berbagai sektor. Karena itu, kami hadirkan program studi ini dengan pendekatan yang benar-benar berbasis praktik,” ujar Iwa Garniwa di Jakarta, Rabu (19/06/2025).
Keunggulan utama program ini terletak pada penerapan laboratorium hidup terbesar di Indonesia, yakni ekosistem energi nasional. Mahasiswa tak hanya dibekali teori, tetapi juga terjun langsung dalam pengolahan data skala besar dan penanganan persoalan-persoalan strategis yang dihadapi sektor energi dan industri nasional.
BACA JUGA :
“Lewat ekosistem ini, mahasiswa belajar memecahkan masalah nyata. Mereka tidak hanya dipersiapkan untuk sektor energi, tapi juga jadi talenta data yang bisa bersaing di fintech, kesehatan, hingga e-commerce. Kami ingin mencetak talenta kelas dunia yang adaptif dan kompetitif,” kata Iwa.
Program ini diharapkan mampu memperkuat kontribusi ITPLN dalam menciptakan sumber daya manusia unggul di bidang data science yang saat ini sangat dibutuhkan industri nasional dan global.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Terbarukan PLN, Suroso Iskandar yang turut hadir pada peluncuran Prodi Sains Data ITPLN menyambut baik peluncuran Program Studi Sains Data di ITPLN. Program ini dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli di bidang data science, khususnya untuk mendukung proyeksi permintaan energi nasional dan perkembangan industri data center di Indonesia.
Menurut Suroso, kehadiran program studi tersebut sejalan dengan kebutuhan industri kelistrikan yang semakin berbasis data. Dia menegaskan, PLN membutuhkan tenaga ahli data untuk memproyeksikan arah pertumbuhan beban listrik di berbagai wilayah, termasuk permintaan khusus dari data center.
“Data science itu sangat kami perlukan untuk memproyeksikan arah demand kita. Pertumbuhan beban tertinggi saat ini ada di Jawa mencapai 293 terawatt hour (TWh), di Sumatera 73 TWh, dan seterusnya. Khusus untuk data center, bebannya mencapai 28 TWh di Jawa dan 17 TWh di Batam,” kata Suroso.
BACA JUGA :
Ia menambahkan, dalam beberapa tahun ke depan, kebutuhan tenaga kerja di bidang data center akan terus meningkat seiring rencana migrasi hampir 75 data center ke Indonesia. Dengan demikian, lulusan program studi tersebut diharapkan dapat langsung mengisi kebutuhan pasar saat mereka lulus.
“Begitu sekarang dibuka, empat tahun lagi sudah ada lulusan. Dan saat itu data center sudah jadi, mereka bisa langsung mengisi. Ini sangat tepat,” kata Suroso.
Peluncuran Program Studi Sains Data ini menjadi bagian dari upaya ITPLN mendukung percepatan transformasi digital di sektor energi, sekaligus menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang analisis data untuk kebutuhan nasional.