“Terima kasih atas perhatian dan keseriusan PLN dalam merancang sistem energi bersih jangka panjang di Bali. Ini sangat penting untuk melindungi masa depan pariwisata dan lingkungan Bali,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa saat ini, total kapasitas pembangkit di Bali mencapai 1.249 MW, ditambah interkoneksi Jawa–Bali sebesar 270 MW, sehingga total kapasitas daya menjadi 1.519 MW. Dengan proyeksi beban puncak yang akan mencapai 1.400 MW dan pertumbuhan beban tahunan lebih dari 10 persen pada awal 2025, PLN bersama Pemprov Bali telah menyiapkan sejumlah langkah-langkah konkret untuk memperkuat sistem kelistrikan di Bali.
Langkah-langkah yang disiapkan antara lain pengintegrasian penuh sistem transmisi, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bali Timur, Barat dan Bali III, pengembangan PLTMG/GU, pengembangan terminal LNG Offshore (FSRU) Bali, SUTET 500 KV Gilimanuk–Antosari, Smart PV Rooftop, dan pengimplementasian Virtual Power Plant (VPP) berbasis smart grid.
“PLN mendukung penuh visi Bali Mandiri Energi. Kami menyiapkan sistem kelistrikan Bali yang tidak hanya andal, tetapi juga bersih dan modern. Ini akan menjadi model pengembangan energi masa depan Indonesia, dan Bali akan menjadi provinsi pertama yang menerapkan Virtual Power Plant berbasis smart grid,” ungkap Darmawan.
Penguatan sistem kelistrikan di Bali yang semula terpusat dan rentan akan menjadi lebih tangguh, tersebar, dan adaptif. Pembangkit tidak lagi hanya terpusat di selatan, tetapi tersebar di seluruh wilayah Bali, mendukung pemerataan pembangunan dan akses energi. (red)