Pengguna hanya perlu membuka aplikasi PLN Mobile, memilih menu “EV Charger”, memindai QR Code, menentukan jumlah daya yang ingin diisi, lalu menekan tombol “Start Charging”. Setelahnya, pengisian berjalan otomatis hingga pengguna menghentikannya secara mandiri.
Keunggulan utama sistem ini adalah transparansi dan kemudahan akses. Jika pengisian dihentikan di tengah jalan karena ada keperluan mendadak, saldo sisa otomatis dikembalikan ke akun pengguna. Sistem ini, membuktikan bahwa teknologi ramah lingkungan tak harus rumit.
Fasilitas SPKLU di kampus ITPLN dirancang dengan kapasitas medium charging 25 kW—tiga kali lebih besar dari pengisi daya rumahan berkapasitas 7.700 VA. Artinya, waktu pengisian bisa jauh lebih singkat, mendukung kebutuhan mobilitas masyarakat perkotaan.
Yang menarik, SPKLU ini terbuka untuk umum. Tak hanya mahasiswa dan dosen, masyarakat sekitar, bahkan pengunjung dari luar pun bisa memanfaatkannya.
SPKLU ITPLN juga dilengkapi layanan pengaduan 24 jam melalui hotline WhatsApp. Operasionalnya pun tak kenal waktu, tersedia penuh sepanjang hari.
Tak hanya bekerja sama dengan PLN, ITPLN juga menggandeng perusahaan internasional, seperti TIDE Korea dan KEPCO, untuk memasang EV Charging Station lain di lingkungan kampus. ITPLN akan terus menggandeng lebih banyak mitra strategis untuk memperkuat jaringan energi hijau di tanah air.
Langkah ITPLN dinilai strategis dalam mendukung misi Langit Biru Jakarta. Selain menyediakan infrastruktur, kampus juga mencetak sumber daya manusia yang siap menyambut era kendaraan listrik nasional. Program transisi energi ITPLN bisa diakses juga melalui www.itpln.ac.id.
Dengan teknologi yang makin mudah diakses dan ekosistem yang terus bertumbuh, ITPLN membuktikan bahwa transisi energi bukan sekadar wacana. “Kami hadir bukan hanya untuk mendidik, tapi juga memimpin perubahan,” tegas Purnomo. (red)