ICATEI 2025 yang diinisiasi ITPLN menjadi wadah bagi para peneliti dan inovator untuk berbagi gagasan tentang teknologi energi masa depan. “Event ini mempertemukan para pemikir dan pelaku industri yang memiliki visi sama: membangun masa depan energi yang tangguh dan berkelanjutan,” kata Suroso.
Dengan komitmen tersebut, PLN menempatkan diri di garda depan transformasi energi Indonesia—mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga keseimbangan bumi. Suroso juga menekankan pentingnya kolaborasi global dalam menciptakan masa depan energi yang sustainable, aman, dan inklusif.
“PLN berkomitmen penuh melawan perubahan iklim. Komitmen ini bukan sekadar janji lingkungan, tetapi strategi pembangunan nasional untuk menjaga planet kita bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Ajang Kolaborasi Global.
Sementara itu, General Chair ICATEI 2025, Prof Syamsir Abduh, menyampaikan bahwa konferensi ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi internasional antara dunia akademik dan industri. Setiap program penelitian ITPLN bisa diakses melalui laman resmi www.itpln.ac.id.
“Kami menerima ratusan paper dari berbagai negara, dan 116 di antaranya terpilih melalui proses seleksi ketat. Ini menunjukkan besarnya minat global terhadap isu transisi energi dan teknologi digital,” ujar Syamsir yang juga Wakil Rektor I ITPLN.
Rangkaian ICATEI 2025 berlangsung selama dua hari, terdiri dari lima sesi daring dan delapan sesi paralel, sebagian di antaranya digelar langsung di kampus ITPLN. Pada hari kedua, peserta mengikuti technical tour ke sejumlah lokasi strategis di Lombok, seperti Lombok Peaker Combined Cycle Power Plant, Vena Energy Power Plant, dan Desa Sade, untuk melihat langsung penerapan energi terbarukan dan kearifan lokal.
Konferensi yang dihadiri Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhamad Iqbal, GM PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti, Ketua Umum YPK PLN, Supriyadi itu juga mendapat dukungan penuh dari PT PLN (Persero) dan sejumlah anak perusahaan seperti PLN Nusantara Power, PLN Indonesia Power, PLN Energi Gas, serta PLN Icon Plus dan sponsor pendukung lainnya.
“Kami berharap ICATEI 2025 bukan sekadar forum akademik, tetapi juga wadah lahirnya jejaring riset internasional dan kolaborasi baru lintas disiplin,” tutur Syamsir. (red)






