“Melalui simulasi menggunakan perangkat lunak PSCAD/EMTDC, kami membuktikan bahwa sistem VICS mampu memberikan respons lebih cepat dan stabil dibanding metode konvensional,” kata Prof. Syamsir.
Dalam simulasi tersebut, sistem ini terbukti mampu menekan fluktuasi frekuensi secara signifikan pasca gangguan besar. Hal ini membuat sistem tenaga listrik lebih tahan terhadap perubahan beban mendadak maupun kegagalan unit pembangkit angin.
“Energi terbarukan seperti angin dan surya memang bersih dan berkelanjutan, tapi sifatnya yang tidak stabil membutuhkan solusi cerdas agar jaringan listrik tetap andal. VICS menjawab kebutuhan itu,” ucap Prof. Syamsir.
Prof. Syamsir menegaskan bahwa riset ini merupakan bagian dari komitmen ITPLN mendukung target net-zero emission 2050 melalui inovasi teknologi kelistrikan yang berkelanjutan. Selain sebagai pemakalah, Prof. Syamsir juga mendapat kehormatan untuk mengisi session chair dalam ICEMS 2025 ini. Setiap program penelitian ITPLN bisa diakses melalui www.itpln.ac.id.
“Kita tidak hanya mengejar transisi energi, tapi juga memastikan sistem kelistrikan nasional dan global tetap tangguh,” katanya.
Konferensi ICEMS 2025 dihadiri ratusan peneliti dan akademisi dari berbagai negara. Forum ini menjadi ajang pertukaran gagasan dan hasil penelitian terbaru di bidang sistem mesin listrik dan energi terbarukan. (red)






