” Saya merasa kecewa kepada BBWS Sumatera II Medan yang nyata-nyata sudah mendapat undangan tapi tidak hadir . Akhirnya saya berkesimpulan bahwa pimpinan BBWS Sumatera II Medan sendiri yang tidak serius untuk bekerja,” ucap Defri.
Dan kejadian tersebut telah berulangkali terjadi, ujar Defri meneruskan, pada saat diadakan rapat DPRD Sumut dengan pembahasan permasalahan sungai, namun pihak BBWS Sumatea II Medan hanya mengutus para stafnya saja. Sedangkan yang diharapkan untuk dapat mengambil keputusan bersama seharusnya dihadiri oleh Kepala Balai, sehingga saat rapat dilakukan selalu tidak bisa mengambil keputusan apapun,
Menuruf Defri Noval, saat ini Sumatera Utara butuh seorang pemimpin yang mau bekerja dan peka terhadap persoalan yang dihadapi masyarakatnya.
” Ya tentunya rapat tersebut dianggap penting, harusnya dihadiri oleh Kepala Balai. Kalau tidak mampu untuk berbicara dengan kami (DPRD Sumut-red) atau bila dia tidak mampu menangani permasalahan yang ada di masyarakat, sebaiknya mundur.” cetus Defri Sekretaris Komisi D DPRD Sumut.
Defri Noval Pasaribu berharap, diperlukan kerja sama sinergitas yang bisa terbangun antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kota didalam membuat perencanaan yang terkoneksi agar pendanaan untuk penanganan permasalahan tepat sasaran.
“Diharapkan kerja sama yang sinergi pemerintah pusat maupun provinsi, dan pemerintah kota agar tidak melakukan pengerjaan itu sendiri-sendiri, tapi mempunyai keterhubungan satu sama lain fungsi atau output dari proyek yang dilakukan, sehingga tidak mubazir dalam pengunaan anggaran.” pungkasnya. (adha)